Rabu, Desember 02, 2009

kespro

I. Pendahuluan
Usia lanjut merupakan suatu peristiwa alamiah yang tidak terhindarkan. Usia lanjut adalah kejadian yang pasti akan dialami setiap orang yang dikaruniai usia yang panjang. Saat memasuki usia lanjut, setiap orang akan mengalami perubahan fisik maupun mental. Secara fisik tubuh tidak lagi kuat, kulit mulai keriput, rambut memutih, mengunyah makanan sangat pelan, jalan pun tidak lagi cepat. Secara mental, para lanjut usia juga sering berbeda persepsi dengan orang lebih muda. Proses biologis baik yang sifatnya menua normal maupun karena penyakit, akan mengakibatkan kemunduran atau disfungsi pada sistem atau subsistem organ tubuh manusia.
Seorang wanita normal yang sudah lanjut usianya pasti akan mengalami apa yang dinamakan menopause. Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mengalami siklus menstruasi berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi, kata menopause berasal dari dua kata yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”, secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi bukan istirahat.
Pada umumnya orang lebih senang menggunakan istilah ”menopause”, meskipun istilah tersebut kurang tepat, karena menopause hanya merupakan kejadian sesaat saja, yaiu perdarahan haid yang terakhir, yang palig tepat digunakan adalah klimakterik yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Disebut pascamenopause apabila telah mengalami 12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah pascamenopause lanjut, yaitu setelah usia 65 tahun. Bila ovarium tidak berfungsi lagi pada usia kurang dari 40 tahun disebut klimakterium prekok.
Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologi dari ovarium. Penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang wanita, sedangkan penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita tersebut, dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti.
Setiap wanita mempunyai usia menopause yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang terkait dengan pola hidup yang dilakukannya semasa muda. Seorang wanita dikatakan mengalami menopause dini jika ia mengalami menopause pada usia 30-40 tahun, sedangkan seorang wanita dikatakan mengalami menopause yang terlambat jika ia mengalami pada usia 51 tahun ke atas.
Paper ini membahas tentang “Menopause Dini”, dimana terdapat sebuah kasus seorang wanita mengalami menopause di usia 40 tahun. Kelompok kami mengangkat kasus ini karena dari beberapa responden yang kami wawancarai, responden berusia paling muda dalam mengalami menopause.

II. Masalah
1. Mengapa menopause dini dapat terjadi pada seorang wanita?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan menopause dini?
3. Gejala apa saja yang dialami saat menopause?
4. Bagaimana cara mencegah menopause dini?



III. Metode / Teknik Pengumpulan Data
Obyek penulisan paper ini adalah “Menopause Dini” yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi Lanjut Usia. Metode yang kami gunakan dalam mengumpulkan data untuk membuat paper ini adalah dengan cara wawancara yang kami lakukan terhadap responden. Referensi dalam paper ini kami peroleh dari literatur dan internet.
IV. Hasil / Data
a. Identitas responden
Nama : Tasiwen
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Jumlah anak : 6
Etnis : Jawa
Alamat : Jl. Sunan Kalijaga gang VI 02/05 Berkoh
Pekerjaan : Buruh Tani
Tahun menikah : tahun 1967
b. Latar Belakang Responden
Responden berusia 57 tahun yang menikah pada umur 15 tahun dan mempunyai 6 orang anak dengan keadaan sosial ekonomi menengah kebawah. Responden tersebut berpola hidup yang tidak sehat, khususnya pola makan yang kurang baik, karena responden berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga kurang memperhatikan asupan makanan yang seimbang. Responden jarang mengkonsumsi makanan yang bersumber dari hewani seperti daging-dagingan dan makanan yang banyak mengandung lemak dan makanan yang dikonsumsi oleh responden kurang bervariasi, sehingga responden mengalami gizi kurang.
c. Masalah / Kasus pada responden
Responden mengalami menopause dini yaitu pada usia 40 tahun,
Responden
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menopause merupakan salah satu saat yang paling menentukan dalam kehidupan seorang wanita. Beberapa merasa takut, sementara yang lain malah menunggu-nunggu datangnya menopause. Sebagian yang takut karena datangnya menopause akan membuat mereka merasa tidak menarik, kesepian tak berguna dan tak berdaya. Sebagian yang lain, datangnya menopause malah membuat mereka antusias karena “terlepas” dari kewajiban melahirkan dan sindroma pra-haid.
Arti menopause sendiri adalah “suatu waktu di usia pertengahan dimana seorang perempuan mendapat haidnya yang terakhir”. Atau dengan kata lain, “dimana seorang perempuan tidak mendapat haid lagi”. Menopause terjadi ketika ovarium berhenti “melepas” sel telur. Sering kali menopause terjadi secara grandual, tetapi kadang kala juga secara sekaligus (www.infokes.com, 2007).
Menopause sebagaimana yang diuraikan dalam situs web National Institutes of Health, AS, merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron dari indung telur. Proses berlangsung tiga sampai lima tahun yang disebut masa klimaterik atau perimenopause. Disebut menopause jika orang tidak lagi menstruasi selama satu tahun. Umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Sebagaimana awal haid, akhir haid juga bervariasi antara perempuan yang satu dengan yang lainnya. Perokok cenderung mencapai menopause lebih cepat daripada bukan perokok (A.S. Mangoenprasodjo dan S.N. Hidayati, 2005).
Menopause merupakan transisi fisik alamiah yang dialami oleh setiap wanita saat dia bertambah umur. Sering diterjemahkan secara bebas sebagai berhenti menstruasi terakhir dalam hidup seorang wanita. Hal ini menekankan transisi yang tiba-tiba dan komplit, walaupun proses sebenarnya berjalan lumayan perlahan. Walaupun kebanyakan wanita mengalami perubahan ini antara usia 48 dan 52 tahun, beberapa yang lain berhenti haid pada akhir 30-an atau awal 40-an, dan yang lain terus mengalami haid hingga pertengahan 50-an (www.mitrainti.com, 2007).
Menopause menjadi persoalan karena hormon estrogen dan progesteron dari indung telur yang mempengaruhi kondisi seluruh jaringan tubuh, termasuk payudara, vagina, tulang, pembuluh darah, saluran gastrointestinal (lambung dan usus), saluran kemih dan kulit.
Penurunan drastis kadar kedua hormon akan diikuti pelbagai perubahan fisik seperti kulit mengendur, inkontinensia (gangguan kontrol berkemih) pada waktu beraktivitas, jantung berdebar-debar, hot flash (peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba), sakit kepala, mudah lupa. Dalam jangka panjang, rendahnya hormon estrogen setelah menopause menimbulkan ancaman osteoporosis yang membuat orang gampang patah tulang serta peningkatan risiko gangguan kardiovaskular (A.S. Mangoenprasodjo dan S.N. Hidayati, 2005).
Gejala menopause sangat beragam, bisa sampai melumpuhkan aktivitas sehari-hari seseorang. Hot flashes (rasa panas yang biasanya muncul pada sore atau malam hari) menjadi keluhan hampir 75% wanita menopause. Semburan panas ini biasanya dimulai pada daerah dada, lalu naik menuju bagian leher dan kulit kepala. Kulit biasanya memerah dan keringat seringkali mengucur dalam jumlah sangat banyak. Pada akhirnya semburan panas ini akan berakhir, yang ditandai timbulnya perasaan dingin di tubuh.
Gejala menopause lain, antara lain berkurangnya pelendiran vagina, rontoknya rambut kemaluan, tidak mampu mengontrol air kemih, perubahan kondisi kulit, berkurangnya kemampuan konsentrasi, sakit kepala, menurunnya gairah seksual, dan gangguan tidur. Menopause juga meningkatkan risiko timbulnya gangguan kesehatan serius seperti serangan jantung, stroke, kanker payudara, kanker usus besar, osteoporosis, berkurangnya massa otot, dan katarak (A.S. Mangoenprasodjo dan S.N. Hidayati, 2005).
Gejala utama yang dikeluhkan para wanita Indonesia adalah nyeri otot atau sendi (77,7%), lemah atau tidak berenergi (68,7%), kehilangan ketertarikan pada aktivitas seksual (61,3%), kulit keriput (60%), sulit berkonsentrasi, dan ruam pada kulit (29,5%).
Terapi sulih hormon dengan pemberian estrogen, progesteron, dan kombinasi, biasanya digunakan untuk mengatasi gejala tersebut serta mencegah faktor risiko akibat menopause. Terapi hormon harus menjadi bagian dari strategi yang menyeluruh dalam menjaga kesehatan wanita yang telah menopause. Strategi tersebut juga harus mencakup rekomendasi gaya hidup sehat yang meliputi makanan sehat dan seimbang, olahraga, menghindari merokok serta alkohol.
Banyak wanita yang mengeluh bahwa dengan datangnya menopause mereka akan menjadi pencemas. Kecemasan yang muncul pada wanita menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Wanita seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon. Umumnya mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setalah memasuki masa menopause. Mereka cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal itu, validitas dan fungsi organ tubuhnya akan menurun. Hal ini akan menghilangkan kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan memengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya. Selain itu, usia ini sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit kanker atau penyakit lain yang sering muncul pada saat wanita memasuki usia tua.
Seorang wanita yang mengalami menopause spontan atau iatrogenik sebelum usia 45 tahun, khususnya sebelum 40 tahun, biasanya berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dan osteoporosis. Pada kasus ini, terapi hormon bermanfaat dan sebaiknya diberikan sampai usia normal menopause. Selain osteoporosis dan penyakit kardiovaskular, terapi hormon juga bisa mengurangi risiko kanker kolon. Pemberian terapi hormon yang dimulai saat menopause atau wanita dengan menopause dini terkait dengan pengurangan risiko penyakit Alzheimer’s (www.majalah-farmacia.com, 2007).
Upaya untuk mengatasi masalah pada menopause adalah hormone replacement therapy (HRT), yaitu pemberian hormon estrogen dan progesteron sebagai pengganti. Bentuknya macam-macam, bisa pil, krim, maupun skin patches (koyo). Upaya untuk mempertahankan kondisi tubuh adalah makan secara seimbang. Memilih makanan yang rendah lemak. Banyak makan sayuran, buah, biji-bijian. Vitamin, mineral dan serat dalam makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh.
Harus dihindari makanan berkadar garam tinggi seperti sosis, ikan dan daging asap. Juga hindari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula seperti kue, sirup, dan minuman ringan. Olahraga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran. Olahraga teratur akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati.
Jarang berolahraga menyebabkan peredaran darah kurang lancar, otot lemah, nafas pendek, serta massa tulang cepat berkurang. Hal itu menyebabkan rentan terhadap gangguan kardiovaskuler, darah tinggi, kegemukan, diabetes, nyeri tulang, osteoporosis, dan depresi. Mereka yang teratur jalan kaki, joging, berenang, naik sepeda, dansa atau aktivitas aerobik lain lebih mudah mengatasi gangguan itu. Penelitian menunjukkan, olahraga mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung dan kanker (A.S. Mangoenprasodjo, 2004).
VI. Pembahasan
Menopause merupakan kejadian alami bagi seorang wanita. Masa ini ditandai dengan terhentinya haid karena hormon estrogen sudah tidak berproduksi lagi. Secara fisik biasanya ditandai dengan ketidakteraturan siklus haid, gejolak rasa panas, kekeringan vagina, perubahan kulit, keringat dimalam hari, sulit tidur, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk, menyebabkan penyakit seperti osteoporosis, dan jantung koroner. Secara psikologis menopause ditandai dengan ingatan menurun dan kecemasan, mudah tersinggung, stres dan depresi.
Setiap wanita mempunyai waktu menopause yang berbeda-beda. Ada yang awal dan yang terlambat. Dikatakan awal bila menopause terjadi pada usia 20-40 tahun, atau lazim disebut menopause dini. Usia menopause terlambat terjadi pada usia diatas 51 tahun. Tetapi yang lebih bermasalah adalah jika terjadi lebih awal. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain status gizi, riwayat penyakit, beban pekerjaan, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain.
Menopause dini adalah keadaan tertentu saat tubuh tidak lagi memproduksi hormon estrogen sebelum berusia 40 tahun, yang mestinya masih berada di fase usia reproduksi. Ditinjau dari segi karakteristik perempuan yang sering mendapatkan menopause awal didapatkan bahwa faktor ras, iklim, faktor pada ibu dan berat badan dapat menentukan apakah seseorang berisiko mendapatkan menopause atau tidak.
Ciri utama seseorang perempuan mengalami menopause dini adalah haid berhenti. Hal ini disebabkan karena ovarium tidak lagi merespon sinyal hormon didalam tubuh. Sebelumnya, bila hormon memberikan sinyal kepada ovarium (indung telur) untuk mengeluarkan ovum (telur), maka ovarium mengeluarkan ovum yang siap untuk dibuahi. Peristiwa itu rutin terjadi setiap bulan dimasa reproduksi seorang perempuan. Bila tidak ada ovulasi (pertemuan ovum dan sperma), maka perempuan akan mengalami haid.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan menopause dini antara lain :
1. Gaya hidup yang salah
Banyak wanita yang ingin langsing secara instan, minum obat-obatan atau jamu-jamu pelangsing tanpa pengawasan dari dokter. Dampak dari kebiasaan itu, bila tanpa pengawasan dokter, umumnya bersifat kronik. Setelah bertahun-tahun, dampaknya baru terasa, misalnya tiba-tiba saja menstruasinya terhenti.
2. Adanya pergeseran pola makan
Contohnya, banyak wanita yang mulai meninggalkan makan tempe atau tahu dan lebih memilih makanan cepat saji yang gizinya tidak seimbang. Padahal tempe atau tahu tergolong makanan yang banyak mengandung fitoestrogen, yaitu estrogen nabati yang cukup tinggi.
3. Malas berolahraga
Oleh karena padatnya kesibukan, mulai enggan berolahraga. Olahraga itu penting, karena dapat melancarkan peredaran darah, menyegarkan badan dan membantu produksi hormon dan menguatkan tulang. Dengan rajin berolahraga diharapkan hormon estrogen dapat tetap lancar diproduksi oleh tubuh.
4. Olahraga yang berlebihan
Dikatakan berlebihan karena olahraga yang dilakukan tidak memperhatikan aturan yang benar. Namun, menopause yang disebabkan olahraga yang berlebihan masih lebih mudah disembuhkan dibanding dengan yang disebabkan obat-obatan atau jamu.
Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain hanya mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Mulai dari gejala utama seperti semburan panas di muka, organ intim menjadi lebih kering sehingga timbul rasa nyeri saat berhubungan seksual, kulit kering, sulit tidur, sampai dengan perubahan keadaan emosional. Hal ini adalah normal bagi wanita yang mengalami menopause dini. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat antara lain sakit saat berhubungan seks, depresi, jantung berdebar-debar, sakit kepala, pegal-pegal, pelupa, jantung koroner, stroke, kanker usus besar, dan terancam osteoporosis.
Menopause dini dapat dicegah dengan cara menghindari penggunaan obat-obatan diet yang dapat menekan hormon yang merangsang pembentukan hormon estrogen dan berperilaku hidup baik dengan makan makanan yang bergizi dan menghindari rokok.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah menopause dini antara lain :
1. Jalani gaya hidup sehat alami sehingga dapat dilakukan pencegahan penyakit dan selalu sehat.
2. Melakukan olah raga secara teratur sehingga peredaran darah akan lancar serta membantu produksi hormon
3. Jangan menggunakan obat, ramuan, bahan kimia atau cara lainnya tanpa petunjuk tenaga ahli terutama obat-obatan diet (penurun berat badan).
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah menopause dini adalah dengan tidak mengonsumsi obat-obat diet yang tidak aman baik dari segi dosis maupun komposisinya, melakukan pola hidup yang sehat. Dengan menjalankan upaya tersebut diharapkan seorang wanita tidak mengalami menopause dini walaupun menopause sendiri pasti akan terjadi pada setiap wanita.
VII. Kesimpulan
Menopause dini adalah keadaan tertentu saat tubuh tidak lagi memproduksi hormon estrogen sebelum berusia 40 tahun, yang mestinya masih berada di fase usia reproduksi. Ditinjau dari segi karakteristik, perempuan yang sering mendapatkan menopause awal didapatkan bahwa faktor ras, iklim, faktor pada ibu dan berat badan dapat menentukan apakah seseorang berisiko mendapatkan menopause atau tidak. Gejala utama yang dikeluhkan para wanita Indonesia adalah nyeri otot atau sendi (77,7%), lemah atau tidak berenergi (68,7%), kehilangan ketertarikan pada aktivitas seksual (61,3%), kulit keriput (60%), sulit berkonsentrasi, dan ruam pada kulit (29,5%). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap menopause dini antara lain status gizi, riwayat penyakit, beban pekerjaan, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain. Menopause dini dapat dicegah dengan cara menghindari penggunaan obat-obatan diet yang dapat menekan hormon yang merangsang pembentukan hormon estrogen dan berperilaku hidup baik dengan makan makanan yang bergizi dan menghindari rokok.
VIII. Daftar Pustaka

















TUGAS TERSRUKTUR MATA KULIAH
DASAR-DASAR KESEHATAN REPRODUKSI


MENOPAUSE DINI







Oleh:

Desah Fajar Rahardjo L1A004036
Abdul Wakhid L1A005039
Lina Fitri S. L1A006011





DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar